Minggu, 27 Maret 2011

ESQ 'Menuju' Gerakan Pembaharuan Moral Bangsa ?

Bila membaca judul tulisan ini, coba perhatikan 'tanda tanya' yang saya berikan disitu. Yap, ini adalah sebuah pertanyaan di hati saya paska mengikuti pelatihan di sana.

Dengan anggota (alumni) lebih dari satu juta orang dan memiliki cabang yang sudah tersebar di tanah air dan di beberapa negara, tampaknya ESQ bisa saja 'menjelma' menjadi sebuah gerakan yang berskala nasional.

Bapak Ary Ginanjar, pemrakarsa dan pendiri ESQ menyatakan bahwa lembaga yang beliau pimpin adalah sebuah gerakan 'pembaharuan' moral (juga memiliki misi sosial) bagi bangsa yang saat ini telah mengalami 'degradasi' moral yang begitu tajam.

Dengan 'pelatihan' (pemahaman) untuk meningkatkan moral dan nilai-nilai berbasis nilai Islam kepada anggotanya, saya 'rasa' memang cukup berhasil.

Harapan saya, semoga kiprah ESQ untuk menjadi gerakan moral (dan sosial) tidak tercemar oleh kepentingan komersil (apalagi politik) dan mampu membuktikan semua tujuan dan misinya, bukan sekedar 'lips service' dalam tiap sesi pelatihan.

----------
Sent from my Nokia phone

Senin, 21 Maret 2011

Tidak Bisa Jauh Dari Israel

Terasa sulit memang, di saat berbagai belahan dunia begitu gencar mengkampanyekan dan melakukan boikot terhadap produk-produk buatan Israel tapi kenyataannya kebanyakan produk populer ternyata terkait dengan negara Yahudi ini.

Mulai dari makanan, industri telekomunikasi (mungkin termasuk ponsel yang saya gunakan) sampai aplikasi internet. Bicara mengenai internet maka kita pasti menyinggung salah satu situs jejaring sosial populer Facebook yang sebenarnya diciptakan dan dimiliki oleh seorang Yahudi.

Memang ironis, banyak pengguna muslim mulai dari 'strata' rakyat biasa, politisi hingga pemikir muslim menggunakan Facebook.

Selain itu, salah satu aplikasi ponsel populer Snaptu juga diproduksi oleh perusahaan Israel yang bahkan kabarnya juga telah diakuisisi oleh Facebook.

Sulit dihindari karena sudah terlanjur, kita gunakan saja semua produk Yahudi ini untuk menyuarakan perlawanan terhadap kejahatan Zionis Israel :-)

----------
Sent from my Nokia phone

Minggu, 20 Maret 2011

Wilayah Jajahan Baru

Menyaksikan berita perkembangan terbaru di Libya. Tambah kacau karena Amerika dan negara Eropa sudah mulai terjun campur tangan dengan melakukan serangan militer terhadap tentara 'pemerintah' Libya.

Kondisi seperti ini sama persis seperti yang terjadi di Irak dan Afganistan. Campur tangan negara barat malah menambah kekacauan dan semakin banyak korban jiwa.

Penjajahan model baru, yaitu aneksasi kolektif negara barat terhadap suatu negeri dengan 'alih-alih' penegakan HAM, terorisme dan demokrasi.

Semua mengetahui, tujuan dan kepentingan utama 'barat' di kawasan Arab tidak jauh dari minyak.

----------
Sent from my Nokia phone

Jumlah Perpustakaan Masih Kurang

Repot juga kalo punya hobi membaca (buku), di hari libur seperti ini sebenarnya paling enak mengisi waktu dengan membaca buku.

Setiap kali saya membutuhkan bahan bacaan untuk mengisi waktu libur seperti ini mau ga mau harus merogoh kocek untuk membeli buku.

Tampaknya ketersediaan perpustakaan memang sangat dibutuhkan. Jumlah perpustakaan saat ini sangat kurang.

Tidak perlu bicara tentang kurangnya perpustakaan di daerah, di ibukota Jakarta saja untuk mencari perpustakaan umum sangat sulit.

Di masa sekolah dulu, saya harus ke perpustakaan British Council atau ke LIPI untuk mencari buku yang ingin dibaca. Seiring waktu, tentu saya sudah tidak banyak waktu untuk mengunjungi perpustakaan yang berada di kawasan pusat kota tersebut.

Kini saya hanya berharap semoga suatu saat, mencari lokasi perpustakaan bisa sama mudahnya seperti mencari mall yang terdekat di lokasi tempat tinggal kita.

----------
Sent from my Nokia phone

Sabtu, 19 Maret 2011

Keras Tapi Tetap Berkelas

Cuaca malam yang gerimis ini sambil menyaksikan siaran langsung liga Inggris antara Tottenham melawan West Ham benar-benar nikmat.

Pertandingan yang cukup alot, keras dan dengan permainan cepat yang menarik dengan gaya dan teknik sepakbola Inggris.

Uniknya, permainan 'keras' yang diperagakan kedua kesebelasan tetap tidak 'menghilangkan' teknik dan gaya sepakbola yang menarik.

Coba bandingkan dengan pertandingan liga sepakbola di tanah air, permainan keras selalu diwarnai pelanggaran hingga jangan heran bila tiap beberapa menit pasti terdengar peluit pelanggaran.

Bukan bermaksud mengecilkan produk dalam negeri seperti LSI dan LPI, tapi kenyataannya memang kualitas liga kita masih perlu pembenahan.

Bila di negara maju sepakbola sudah menjadi industri dan bisnis yang menjanjikan, di Indonesia sepakbola baru hanya sekedar prestis daerah, individu dan perusahaan pemilik klub hingga belum terlalu memperhatikan 'kualitas'.
Yang lebih parah bila sepakbola hanya dijadikan alat politik.

----------
Sent from my Nokia phone

Kamis, 17 Maret 2011

Dia Yang Maha Berkehendak

Mengikuti berita bencana gempa dengan diiringi tsunami di Jepang semestinya semakin membuat kita berfikir, tiada guna kesombongan, kehebatan, dan kekayaan yang kita miliki. Begitu bencana datang, dalam sekejap semua yang kita milikipun musnah.


Jepang, salah satu negara maju dan kaya di dunia inipun tidak luput dari bencana. Kecanggihan teknologi tidak dapat menghadang bencana dahsyat yang datang dengan tiba-tiba. Selain bencana tsunami kini Jepang juga didera dengan bencana radiasi nuklir akibat meledaknya salah satu pembangkit listrik tenaga nuklirnya.


Saat Allah SWT berkehendak, tidak ada satu kekuatanpun di alam semesta ini yang mampu mencegahnya. Sehebat dan sebesar apapun suatu bangsa tetap akan hancur bila Dia telah berkehendak.

Bila dulu Jepang banyak menyalurkan bantuannya ke negeri-negeri berkembang seperti Indonesia, kini Jepang sungguh sangat membutuhkan bantuan dunia bahkan Indonesia pun mengirimkan bantuan baik tenaga SAR, Medis maupun bantuan dana ke Jepang.

"Let's pray for Japan.... Let's pray for ourself..."

Rabu, 16 Maret 2011

Butuh Pencerahan

Sepertinya mau kembali seperti dulu lagi, rasanya ada aja ide untuk menuangkan sesuatu ke dalam baris-baris kode pemrograman. Sekarang ini justru sekarang ini malah jadi malas.

Lagi ada niatan mo bikin aplikasi ringan untuk dipake kerja sehari-hari dikantor tapi ide mentok. Sekarang lagi ada keinginan untuk membuat webblog berbasis Django Python tapi begitu di depan kompi semangat langsung kendor.

Padahal konsep udah di kepala.....

Senin, 14 Maret 2011

Django, Saya Masih Butuh Waktu Lagi

Untuk membuat Django blog (website Django) secara programming sebenarnya mudah tapi sepertinya saya masih membutuhkan waktu lagi terutama untuk memahami konsep pengaturan 'url-nya' di urls.py.

Konsep templating dan konsep query-nya sudah saya buat tapi karena mentok di 'urls.py' yang sampai saat ini masih gagal terus. Apakah mungkin ini karena saya menggunakan Django di AppEngine ? jadi url tidak hanya disetting di urls.py tapi juga di app.yaml ? Ini belum saya coba.

Hari ini akan saya coba lagi, mungkin saya akan coba menambahkan baris url di 'app.yaml' sesuai dengan baris yang ada di 'urls.py', mudah-mudahan berhasil.

Minggu, 13 Maret 2011

Kompetisi Antar Kampung

Lagi nonton ajang Liga Primer Indonesia, pertandingan antara Semarang United FC dan Real Mataram.

Permainan 'keras' saya lebih suka menyebutnya kasar, permainan kedua kesebelasan tidak menunjukan tehnik indah karena lebih banyak menunjukan permainan keras.

Hmmm, seperti menyaksikan pertandingan antar kampung karena setiap beberapa menit selalu ada peluit pelanggaran.

Ini 'PR' buat kedua kesebelasan juga buat penyelenggara LPI untuk mewujudkan mutu permainan yang 'berkelas' dan fair play seperti yang didengungkan LPI di awal terbentuknya kompetisi ini.

----------
Sent from my Nokia phone

E-Mail Blogging Dengan Drupal ?

Beberapa hari terakhir saya merasa lumayan 'bete' juga karena ada masalah dengan 'display' monitor PC saya.

'Kebiasaan' ngeblog di rumah menjadi sedikit terganggu. Memang sih, untuk ngeblog di blogspot masih bisa saya lakukan lewat email di ponsel.

Tapi yang jadi masalah adalah saat 'kepengenan' untuk ngeblog di blog pribadi saya yang kebetulan berbasis Drupal, ada ga ya modul Drupal untuk email blogging ?

Sampai saat ini saya masih cari-cari modul tersebut di website resmi Drupal, walaupun ada tampaknya modul itu udah lama ga didevelop alias modul lawas.

----------
Sent from my Nokia phone

Selasa, 08 Maret 2011

Politik Adu Domba Ala 'Kumpeni'

Memperhatikan perkembangan informasi mengenai PSSI tambah lama bukan bertambah lebih baik justru kelihatan semakin kusut.

Meskipun ada angin segar dengan adanya pernyataan FIFA mengenai 'aturan main' pemilihan calon ketua umum federasi sepakbola harus sejalan dengan Statuta FIFA, antara lain menyatakan yang menjadi ketua federasi sepakbola tidak boleh pernah terbukti bersalah atas kasus hukum.

Dalam kisruh PSSI saat ini tampak sekali ada politik adu domba ditandai dengan munculnya 'komisi-komisi' dan 'komite-komite' bentukan dua kubu yang berseberangan.

Intrik ini mirip dengan 'aksi-aksi' ala politik yang mulai berusaha membagi PSSI menjadi dua kubu yang masing-masing pasti akan melakukan apapun untuk 'menyerang' satu sama lain.

Mudah-mudahan masyarakat 'pecinta bola' tidak terpengaruh dengan aksi-aksi 'politik' ini hingga melupakan tujuan utama dari reformasi PSSI, yaitu prestasi dan sportifitas juga profesionalisme dunia sepakbola Indonesia.

Minggu, 06 Maret 2011

Islam KTP

Siapa sih yang tidak kenal dengan 'si Tebe', 'bang Ali' atau 'Madid Musyawaroh' ? Nama-nama ini adalah tokoh-tokoh dalam cerita sinetron 'Islami' yang berjudul 'Islam KTP' yang ditayangkan hampir setiap hari di salah satu stasiun TV swasta.

Meskipun 'lebay' hampir tidak berbeda dengan sinetron lainnya, alur cerita dan penokohan film ini sebenarnya cukup jelas menggambarkan sikap dan sifat manusia saat ini.

Tokoh 'Madid' misalnya, yang menggambarkan sifat manusia yang munafik (dalam pengertian Islam), sombong dan 'riya'. Saat ini masih banyak orang yang 'berilmu' tapi berbanding terbalik dengan sifat dan tingkah lakunya, sombong, dan 'riya'.

Mereka bersedekah hanya untuk pamer dan mengharapkan pujian serta sombong. Mereka 'berilmu' tapi tetap melakukan perbuatan yang dilarang agama. Mereka 'memberi' tapi pongah dan melecehkan 'si penerima' pemberian.

Mungkin inilah yang dimaksud 'ISLAM KTP', mungkin saya sendiri masih 'ISLAM KTP, bagaimana dengan Anda? ' mari kita tafakur.
----------
Sent from my Nokia phone

Selasa, 01 Maret 2011

Semakin Kacau Semakin Banyak 'Rejeki'

Waaahh..... judulnya ! apa bisa seperti itu ? Jaman sekarang prinsip seperti judul di atas sepertinya sudah biasa. Lihat Amerika dan sekutunya, saat suatu negeri sedang kacau bahkan perang bagi 'polisi dunia' ini merupakan sumber uang yang berlimpah, mulai dari penjualan senjata, penyediaan tentara bayaran (keamanan swasta) hingga mengacak-acak kehidupan politik negeri tersebut untuk kepentingannya yang juga gak jauh dari ekonomi.

Gak usah jauh-jauh, di negeri kita Indonesia yang 'damai' ini juga banyak praktek seperti diatas dimana ada pihak-pihak tertentu yang berusaha membuat kacau suatu keadaan agar mereka dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk kepentingannya dan kepentingannya juga gak jauh berbeda dengan yang di atas yaitu uang.

Saat kondisi kacau bisnis 'pengerahan massa' tumbuh subur, bisnis jasa 'keamanan' bergeliat bila kondisi ini terjadi maka premanisme juga tumbuh subur dan marak bahkan harga nyawa manusia menjadi 'murah' karena semuanya uang yang berbicara.

Waah ngeri, jadi ingat dengan peristiwa demo PSSI yang pernah di beritakan oleh POS KOTA di mana ada anggota demonstran dari kubu pro PSSI yang mengaku dibayar untuk berdemo seharga Rp. 60.000 perorang.

Bila itu benar, maka kondisi PSSI yang kacau berarti juga sudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menjual jasa 'pengerahan massa'. Seorang kenalan saya pernah bercerita, saat-saat kampanye Pemilu merupakan saat untuk meraup rejeki karena ada saja pihak mengajak dia untuk berkampanye dengan bayaran kaos partai dan uang berkisar Rp. 50.000 untuk sekali kampanye.

Salah seorang rekan saya lainnya yang dulu 'katanya' pernah menjadi aktivis mahasiswa juga tidak menampik bahwa di lingkungan kampus juga berlaku bisnis 'pengerahan massa' dengan bahasa halusnya 'ada pihak-pihak tertentu yang menjadi penyandang dana' dalam aksi-aksi pengerahan massa mahasiswa (saat marak tumbuhnya forum-forum dan aliansi-aliansi aksi mahasiswa) dan biasanya yang paling banyak mengambil untung adalah para kordinator lapangannya, dimana setiap ramai 'isu-isu' politik atau isu sosial yang berkembang di masyarakat kadang ada pihak-pihak tertentu yang berasal entah dari LSM, Ormas bahkan katanya tokoh-tokoh tertentu juga kadang mendatangi 'korlap-korlap' di kampus untuk 'urusan' ini.

Hmmm... Itu kata rekan saya lo, entah itu benar atau tidak... tapi saya berharap semua aksi mahasiswa adalah murni datang dari hati nurani mereka bukan karena ada penyandang dananya.

Tapi kecendrungan akan adanya usaha pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kondisi yang sedang 'kacau' (baca: sulit) sepertinya memang sulit dibantah. Apalagi disaat semakin banyaknya pengangguran dan kondisi ekonomi masyarakat kecil yang sulit saat ini, profesi sebagai 'demonstran' atau 'massa' bayaran sangat sulit ditolak seperti halnya bisnis tentara bayaran di Amerika yang di pelopori oleh 'milisi-milisi resmi' yang tumbuh subur di negeri tersebut.