Sabtu, 31 Desember 2011

Tahun Baru Lagi

Hadeehh... Tahun baru lagi, gak terasa dah setahun lagi usia kita berkurang. Akhir tahun seperti ini udah waktunya untuk mengevaluasi diri, instropeksi dan menetapkan perencanaan untuk melakukan perbaikan dan meraih peningkatan capaian di tahun yang akan datang.

Secara umum, sebagian harapan dan pencapaian yang saya tetapkan sudah saya raih meskipun belum cukup memuaskan. Setelah dipikir-pikir masih ada pencapaian lain yang masih belum saya raih karena untuk meraihnya dibutuhkan keberanian dalam mengambil keputusan.

Tapi tidak ada salahnya kita membuat resolusi untuk tahun yang akan datang dan mulai belajar membuat perencanaan hidup untuk mencapai tujuan dan harapan di tahun yang akan datang.

Minggu, 21 Agustus 2011

Racun Media


Kalo diperhatikan selama Ramadhan ini, beberapa stasiun TV swasta tetap menayangkan acara-acara musik live (siaran langsung) yang kalo dilihat tampak megah dan besar-besan yang pasti menyerap banyak sponsor dan iklan yang cukup besar nilainya.

Kalo dipikir-pikir, kalo bulan ramadhan ini biaya penyelenggaraan acara glamor seperti itu disumbangkan untuk fakir miskin dan anak yatim betapa bahagianya mereka mendapatkan sumbangan yang sedemikian besarnya, kalo kita memperhatikan beberapa peristiwa yang memakan korban yang mengiringi pembagian zakat selama Ramadhan ini maka mudah disimpulkan bahwa jumlah orang miskin dinegeri ini yang masih cukup besar.

Apalagi acara musik gemerlap seperti itu jauh sekali dari semangat Ramadhan yang semestinya diisi dengan acara-acara yang Islami dan mendidik masyarakat dengan semangat Syiar Islam karena saat ini masih dalam suasana menjalankan ibadah puasa.

Pihak MUI memang beberapa kali memberikan kritiknya mengenai siaran-siaran TV swasta selama bulan Ramadhan ini yang paling santer adalah mengenai acara-acara 'pengiring' sahur yang diisi dengan acara komedi yang dianggap tidak Islami karena berisi lelucon-lelucon yang yang tidak mendidik masyarakat yang seharusnya diisi dengan acara-acara yang sesuai dengan situasi Ramadhan saat ini.

Ditambah lagi dengan siaran adzan yang dikomersilkan karena dimasukan iklan salah satu merek sepatu. Entah apa jadinya negeri ini, negeri dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia tapi telah diracuni dengan sedemikian rupa demi materi dan kenikmatan sesaat.

Kamis, 18 Agustus 2011

Asal Jujur, Bisa Diterima

Saya cukup tertarik dengan pernyataan salah seorang kerabat saya saat ngobrol 'ngalor-ngidul' sebelum shalat Tarawih tadi, katanya kenaikan harga BBM sebenarnya tidak masalah asalkan subsidi untuk angkutan dan sepeda motor (dengan CC rendah) tetap diberlakukan dan yang terpenting katanya dana hasil pencabutan subsidi BBM ini harus digunakan untuk subsidi kesehatan dan pendidikan rakyat.

Hmmm, apa mungkin bisa ? selama ini budaya korupsi dan kolusi masih marak berlangsung dan terjadi di dalam pemerintahan kita saat ini. Banyak kalangan menilai pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah masih berjalan ditempat dan tebang pilih.

Meminjam istilah ustadz Al-Habsyi saat acara 'kultum' sebelum berbuka puasa di salah satu stasiun TV swasta beberapa waktu lalu, beliau menyatakan bahwa hukum dan undang-undang di Indonesia bagaikan sebilah pisau yang semakin ke bawah semakin tajam tapi semakin ke atas semakin tumpul.

Beliau mencontohkan, bila rakyat kecil yang melakukan kejahatan maka proses hukumnya akan berjalan cepat tapi sebaliknya bila yang melakukan kejahatan para pejabat dan para pemimpin di negeri ini maka proses hukumnya akan berjalan lambat dan bertele-tele bahkan tidak jarang si pelaku terbebas dari jerat hukum.

Beliau juga menambahkan, bahwa semua musibah dan bencana yang terjadi di negeri kita sebaiknya disikapi dengan 'pertaubatan' karena tidak semua bencana yang terjadi adalah sebuah ujian tapi bisa juga adalah peringatan dan azab dari Allah SWT mengingat kerusakan moral dan ahklak rakyat dan para pemimpin dinegeri ini yang sudah begitu rusaknya.

Naudzubillah, mudah-mudah bulan suci Ramadhan ini mampu menjadikan kita menjadi bangsa yang bertaubat hingga rahmat dan keberkahan bisa tercurah kembali ke negeri tercinta ini, amiiien

Rabu, 03 Agustus 2011

Meraih Kemenangan yang Sesungguhnya


Ini rasa yang biasa saya nikmati setiap kali memasuki bulan Ramadhan, rasa yang bagi sebagian orang mungkin terlalu berlebihan atau lebay. Tapi sejujurnya memang ini yang selalu saya rasakan setiap memasuki bulan yang suci ini.

Rasa kehilangan, yah itulah yang saya rasakan. Tak bisa dipungkiri bahwa saya selalu merasakan kehilangan saat-saat yang penting dibulan Ramadhan ini, momen dimana saya selalu merasakan aroma rohani yang nikmat saat menjalani ibadah dibulan Ramadhan ini.

Seiring bertambahnya usia dan semakin besarnya tuntutan kehidupan memang dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalani hidup hingga mudah lupa akan keberadaan Sang Maha Pencipta, terjerambab dalam kehidupan fana dan hanya mengejar kenikmatan duniawi yang hanya sesaat.

Perasaan seperti ini pasti pernah dirasakan oleh siapapun, mungkin termasuk Anda. Mungkin Anda pernah merasakan romansa masa-masa indah saat Ramadhan ? Entah itu di saat masa kanak-kanak, di masa sekolah atau mungkin di saat Anda masih dibangku kuliahan. Rasa itulah yang saya maksud.

Bayangkan dan renungkanlah, seberapa banyak hal dan waktu yang terlewat... bila dulu mengisi Ramadhan ini dengan segudang tuntutan orang tua, sekolah atau gengsi anak muda saat menjalani ibadah puasa tapi kita tetap dapat menikmati puasa dengan penuh kegembiraan.

Dan kini, saat kita telah memiliki segalanya, anak, istri, suami, pekerjaan, rumah dan mungkin harta yang berlimpah, kita malah seolah lupa dengan makna dan nilai puasa yang sedang kita jalani. Saat memasuki Ramadhan yang ada dibenak hanya membayangkan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung saat memasuki bulan Ramadhan atau mungkin juga setumpuk tuntutan yang membebani isi kepala kita untuk mencukupi kebutuhan lebaran keluarga.

Sebenarnya semuaanya adalah masalah klise yang selalu menghinggapi setiap orang tapi saya yakin, seberat apapu tuntutan hidup, sekejam apapun jaman menggilas, kita tetap tidak boleh lupa untuk selalu beribadah kepadaNya, di bulan Ramadhan inilah kesempatan yang kita miliki untuk instropeksi dan menguji kesabaran kita dalam menjalani hidup dan belajar untuk berbagi kepada sesama, semuanya dalam kerangka memperkokoh keimanan dan ketakwaan kita.

Semoga di bulan Ramadhan ini, kita dapat meraih kemenangan yang sesungguhnya... Amiiieen

Kamis, 28 April 2011

Aku Termasuk Golongan Tak Mampu

Sering keluar masuk SPBU milik pertamina, saya sering menemukan spanduk yang kurang lebih bertuliskan 'PREMIUM ADALAH BBM BERSUBSIDI UNTUK GOLONGAN TIDAK MAMPU' tulisan yang menggelitik, nyentil dan 'dalam'.

Spanduk-spanduk ini disebar oleh Pertamina sebagai himbauan untuk mengurangi penggunaan premium dan mengalihkan kendaraan bermotor milik pribadi untuk menggunakan pertamax. Penggunaan media spanduk dan selebaran untuk mengurangi penggunaan premium pada kendaraan pribadi menurut beberapa kalangan dinilai tidak akan berhasil dan tidak efektif.

Sejatinya, penyebaran spanduk ini adalah langkah sosialisasi awal menjelang dilaksanakannya pembatasan penggunaan premium pada bulan April ini.

Salah seorang petugas SPBU yang berlokasi di Jalan TB Simatupang, Jakarta, mengatakan spanduk yang disebar pemerintah tak menyadarkan masyarakat untuk tidak menggunakan premium.

"Kemarin kalau nggak salah mulai dipasangi spanduknya, tapi menurut saya sih sebetulnya itu tidak berpengaruh. Tempo hari saya masih lihat mobil mewah isi premium," tanggap petugas tersebut dengan polos kepada detikFinance, Kamis (14/4/2011).

Dari berita Detik ini, semestinya spanduk-spanduk tersebut membuat pemilik kendaraan pribadi (terutama pemilik mobil mewah) berfikir dan malu bila masih menggunakan premium untuk 'memberi minum' tunggangannya.

Jadi bertambah maklum, budaya malu masyarakat kita sudah semakin menipis ditambah dengan penegakan hukum dan peraturan yang tidak berjalan semestinya hingga sebanyak apapun undang-undang dan peraturan yang dibuat tidak akan ada artinya.

Hmmmm... kira-kira saya termasuk golongan tak mampu gak ya :)

Selasa, 26 April 2011

Kenapa Baru Sekarang ?

Entah harus harus dibilang apa, paska peristiwa ledakan bom dan rencana aksi pemboman dekat sebuah gereja di Bekasi yang sempat 'ketahuan', ada komentar dan pendapat yang menyatakan bahwa institusi pendidikan seperti SMU dan kampus banyak dijadikan tempat 'pengkaderan' teroris.

Beberapa pengamat menghubung-hubungkan peristiwa-peristiwa pemboman dengan geliat sebuah 'gerakan Islam' yang bernama NII. Entah mana yang benar, dulu mereka selalu berteriak tentang jaringan AlQaidah, Jamaah Islamiyah dan sekarang mereka 'melambungkan kembali' nama NII yang sempat tenggelam.

'Gerakan' NII di kampus-kampus sebenarnya bukan hal baru, sejak jaman saya masih kuliah dulu geliat NII dikampus-kampus sudah marak bahkan ada seorang rekan yang sempat masuk dan 'mengundang' saya dan beberapa teman saya untuk masuk kesana.

Seorang rekan saya yang sempat mengikuti pengajian mereka menyatakan bahwa kecendrungan dari gerakan mereka sepertinya hanya untuk 'mencari uang' meskipun dengan alasan 'dana' yang dikumpulkan dari jamaahnya akan digunakan untuk perjuangan mereka.

Entah kenapa baru sekarang para pengamat dan aparat keamanan meributkan masalah kegiatan NII di kampus-kampus, padahal sejak tahun 80-an hingga 90-an kegiatan NII di kampus sudah marak dan biasanya mereka menggunakan mushalla dan masjid kampus sebagai basis kegiatan mereka di kampus meskipun terselubung (entah saat ini, apakah masih ada atau tidak).

Apakah mungkin ini hanya 'akal-akalan' pihak tertentu yang bermaksud menghapus pendidikan berbasis Islam ? Sebelumnya pesantren juga pernah dituduh sebagai tempat perekrutan teroris dan kini semua tuduhan ini ditujukan semua lembaga pendidikan (terutama sekolah berbasis Islam).

Kamis, 21 April 2011

Hari Kartini

Tanggal 21 April setiap tahunnya kita selalu merayakan hari Kartini, tanggal dimana RA Kartini dilahirkan yang tepatnya pada tanggal 21 April 1879. Beberapa kalangan masih ada yang mempertanyakan penetapan tanggal 21 April yang notabene tanggal kelahiran Kartini sebagai tonggak perjuangan kaum perempuan di tanah air bahkan ada yang menghubungkan pemikiran Kartini (di surat-suratnya) dengan ajaran Theosofisme, Pluralisme dan Feminisme.


Benarkah 'ibu kita' Kartini pelopor perjuangan emansipasi wanita ? Jauh sebelum kelahiran Kartini kaum perempuan nusantara sudah mampu menunjukan 'kehebatan' mereka bahkan saya terkesan dengan tulisan di Kompasiana ini yang menyatakan bahwa jauh sebelum Kartini berkeluh kesah tentang nasib perempuan di tanah Jawa sudah banyak perempuan-perempuan hebat nusantara yang telah berhasil menjadi sosok yang sangat dihormati dan menjadi subjek penentu perubahan baik dibidang sosial, pendidikan, agama bahkan militer dan politik.

Sebut saja Cut Nyak Dhien, yang membawa pesan ketangguhan wanita di medan perang, Dewi Sartika dan Rohana Kudus yang memiliki kepedulian akan pendidikan dan kemandirian kaum perempuan di masanya, Laksamana Malahayati yang mampu memimpin ribuan pasukan dan mampu menggetarkan pertahanan penjajah, deretan nama sultan wanita (sultanah) di Aceh seperti Sri Ratu Safiatudin, Ratu Naqiatuddin Nur Alam, Sri Ratu Zakiatuddin Inayat Syah dan Sri Ratu Kamalat Syah dan masih banyak lagi sosok perempuan lain yang juga memiliki peran dalam memperjuangkan nasib perempuan tanpa menanggalkan agama dan kodrat keperempuanannya jauh sebelum 'kiprah' Kartini.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa diangkatnya sosok Kartini sebagai pelopor pejuang emansipasi wanita lebih banyak dipengaruhi oleh aspek 'kepentingan' penguasa saat itu bahkan salah seorang pakar sejarah Tiar Anwar Bachtiar yang juga menjadi salah seorang peneliti di INSISTS menilai bahwa penokohan Kartini adalah salah satu taktik Belanda dalam menyebarkan faham Feminisme atas peran J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda dari tahun 1900-1905. Ia datang ke Hindia-Belanda pada tahun 1900 dan ditugaskan untuk membumikan ajaran-ajaran Barat di Nusantara, termasuk faham feminisme.

Nah, bagaimana menurut pendapat Anda ?

Jumat, 15 April 2011

Kehancuran Semakin Dekat ?

Membaca artikel sebuah situs berita Islam bikin saya merasa 'ngeri'.

Kerusakan moral dan paham-paham kebebasan yang merusak sudah mulai melanda negeri tercinta ini.

Pikir aja, salah seorang anggota DPR 'tertangkap tangan' oleh kamera wartawan sedang menikmati adegan-adegan porno di komputernya di sela-sela sidang.

Beruntung, partai tempat beliau bernaung sudah menjadi partai 'terbuka' dan bukan lagi partai dakwah seperti yang didengungkan saat awal berdirinya.

Lebih 'mengerikan' lagi, pentolan Islam liberal di tanah air kini sudah masuk dalam jajaran fungsionaris 'partai pemerintah'. Bayangkan bila dia berhasil duduk dalam kabinet.

Belum lagi fitnah-fitnah terhadap gerakan Islam yang menuntut aliran sesat diberantas selalu dikaitkan dengan pelanggaran HAM dan kekerasan.

Juga aksi-aksi teror bom yang selalu dikaitkan dengan Islam. Lengkap sudah, negeri ini dilemahkan dengan merusak elemen terbesarnya yaitu Islam dan umatnya. Dirusak dari luar dan dari dalam Islam itu sendiri.

----------
Sent from my Nokia phone

Minggu, 03 April 2011

Sesat Karena Kebodohan ?

Bila mengutip kata-kata bapak Ary Ginanjar (pendiri dan pemimpin ESQ) pada training yang saya ikuti beberapa waktu lalu, 'bila hanya ingin mengetahui apa itu training ESQ, kita bisa baca buku tentang ESQ tapi bila ingin merasakan pengalaman training ESQ maka kita harus ikut serta dalam training ini'.

Jujur saya akui, mengikuti training ESQ memang merupakan sebuah
pengalaman yang sulit dilupakan tapi bila kita pernah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan, entah itu di sekolah, kampus atau organisasi maka beberapa kegiatan sesi pada pelatihan ESQ bukanlah hal baru (kecuali media alat bantunya yang menggunakan teknologi).

Banyak kalangan menilai metode yang digunakan ESQ merupakan 'dakwah' yang berhasil menjangkau kalangan yang sampai saat ini sulit dijangkau dengan metode dakwah konvensional, yaitu kalangan korporat, eksekutif dan pejabat.

Pujian terhadap metode ESQ ini tidak serta merta menjauhkan lembaga yang dikenal dengan sebutan 'ESQ 165' ini dari kontroversi. Pada pertengahan tahun 2010 yang lalu, beberapa kalangan ulama di Malaysia telah mengeluarkan fatwa sesat terhadap ESQ karena beberapa bahan 'ajaran' pada buku ESQ dianggap telah menghalalkan paham liberalisme dan pluralisme juga dituduh banyak menggunakan pemikiran kaum liberal dalam 'berhujjah'.

Lebih ekstrim lagi... dalam menyikapi fatwa ulama Malaysia ini, seorang da'i asal bekasi menganggap pemahaman ayat-ayat Quran dan hadist yang digunakan pada buku ESQ adalah da'wah yang dibuat atas dasar 'kebodohan' hingga dapat menyebabkan kesesatan karena bukan berasal dari orang yang kompeten dalam memberikan da'wah.

Seperti itukah? Mungkin ada benarnya, karena Ary Ginanjar sendiri adalah sosok seorang pebisnis sejati dan bukan seorang da'i. Tapi kita wajib memberikan apresiasi positif terhadap 'usahanya' dalam membagi ilmu yang diiringi 'dakwah' ajaran Islam.

Bagi orang awam dan berilmu rendah tentang agama seperti saya, fatwa 'sesat' adalah sebuah tuduhan yang terburu-buru. 'Ajaran' pada buku ESQ harus ditelisik dan diteliti lebih mendalam, apakah ada 'kesengajaan' atau disebabkan 'kekurangpahaman' terhadap syariat Islam hingga menyebabkan terjadi kesalahan 'redaksional' dalam ajaran yang tertuang dalam bukunya.

Islam mengajarkan untuk saling menasehati dalam kesabaran bukan hantam kromo dengan fatwa 'sesat' tapi harus 'diluruskan' bila terdapat suatu penyimpangan dan Islam juga mengajarkan agar kita mensyiarkan firman Allah meskipun hanya satu ayat tentu saja harus dilandasi dengan ilmu, lagipula ajaran Ahmadiyah yang nyata sesat saja masih terus kita 'dakwahi'

Kabarnya, saat ini ESQ telah memiliki semacam 'surat rekomendasi' dari MUI bahkan ada ulama dari unsur MUI dan beberapa tokoh ulama nasional telah menduduki posisi dalam 'dewan syariah' ESQ tapi meski begitu bukan berarti kita tetap duduk tenang, karena kita juga harus belajar banyak tentang ilmu agama agar dapat mengkritisi 'dakwah' modern yang ada saat ini hingga kita tidak tergelincir dalam kesesatan.

--
Dikirim dari perangkat seluler saya

--------------------------------------------------------
https://profiles.google.com/ronald.fargo

Sabtu, 02 April 2011

Awas Mata-mata !

Saat ini sedang dilakukan penggodokan undang-undang intelejen yang diajukan oleh Badan Intelejen Negara (BIN).

Ada beberapa poin yang menjadi sorotan masyarakat, yaitu masalah 'penyadapan' akun pengguna jejaring sosial dan masalah otorisasi BIN untuk melakukan penangkapan (dan interogasi) kepada tersangka 'pengancam' keamanan nasional.

Masalah otorisasi untuk melakukan penangkapan kepada BIN dikhawatirkan dapat melanggar HAM dan melangkahi peran lembaga-lembaga hukum yang sudah ada, antara lain kepolisian dan kejaksaan dalam melakukan penegakan hukum.

Bila hal ini terjadi, ini jelas suatu kemunduran. Peran BIN bisa saja dimanfaatkan oknum tertentu dan penguasa untuk mengawasi dan menyingkirkan 'lawannya'.

Bagi blogger dan pengguna situs jejaring sosial, ini jelas meresahkan karena dapat mematikan kreatifitas dan mengekang sikap kritis terhadap lingkungan sekitar termasuk kepedulian dalam hidup bernegara.

----------
Sent from my Nokia phone

Minggu, 27 Maret 2011

ESQ 'Menuju' Gerakan Pembaharuan Moral Bangsa ?

Bila membaca judul tulisan ini, coba perhatikan 'tanda tanya' yang saya berikan disitu. Yap, ini adalah sebuah pertanyaan di hati saya paska mengikuti pelatihan di sana.

Dengan anggota (alumni) lebih dari satu juta orang dan memiliki cabang yang sudah tersebar di tanah air dan di beberapa negara, tampaknya ESQ bisa saja 'menjelma' menjadi sebuah gerakan yang berskala nasional.

Bapak Ary Ginanjar, pemrakarsa dan pendiri ESQ menyatakan bahwa lembaga yang beliau pimpin adalah sebuah gerakan 'pembaharuan' moral (juga memiliki misi sosial) bagi bangsa yang saat ini telah mengalami 'degradasi' moral yang begitu tajam.

Dengan 'pelatihan' (pemahaman) untuk meningkatkan moral dan nilai-nilai berbasis nilai Islam kepada anggotanya, saya 'rasa' memang cukup berhasil.

Harapan saya, semoga kiprah ESQ untuk menjadi gerakan moral (dan sosial) tidak tercemar oleh kepentingan komersil (apalagi politik) dan mampu membuktikan semua tujuan dan misinya, bukan sekedar 'lips service' dalam tiap sesi pelatihan.

----------
Sent from my Nokia phone

Senin, 21 Maret 2011

Tidak Bisa Jauh Dari Israel

Terasa sulit memang, di saat berbagai belahan dunia begitu gencar mengkampanyekan dan melakukan boikot terhadap produk-produk buatan Israel tapi kenyataannya kebanyakan produk populer ternyata terkait dengan negara Yahudi ini.

Mulai dari makanan, industri telekomunikasi (mungkin termasuk ponsel yang saya gunakan) sampai aplikasi internet. Bicara mengenai internet maka kita pasti menyinggung salah satu situs jejaring sosial populer Facebook yang sebenarnya diciptakan dan dimiliki oleh seorang Yahudi.

Memang ironis, banyak pengguna muslim mulai dari 'strata' rakyat biasa, politisi hingga pemikir muslim menggunakan Facebook.

Selain itu, salah satu aplikasi ponsel populer Snaptu juga diproduksi oleh perusahaan Israel yang bahkan kabarnya juga telah diakuisisi oleh Facebook.

Sulit dihindari karena sudah terlanjur, kita gunakan saja semua produk Yahudi ini untuk menyuarakan perlawanan terhadap kejahatan Zionis Israel :-)

----------
Sent from my Nokia phone

Minggu, 20 Maret 2011

Wilayah Jajahan Baru

Menyaksikan berita perkembangan terbaru di Libya. Tambah kacau karena Amerika dan negara Eropa sudah mulai terjun campur tangan dengan melakukan serangan militer terhadap tentara 'pemerintah' Libya.

Kondisi seperti ini sama persis seperti yang terjadi di Irak dan Afganistan. Campur tangan negara barat malah menambah kekacauan dan semakin banyak korban jiwa.

Penjajahan model baru, yaitu aneksasi kolektif negara barat terhadap suatu negeri dengan 'alih-alih' penegakan HAM, terorisme dan demokrasi.

Semua mengetahui, tujuan dan kepentingan utama 'barat' di kawasan Arab tidak jauh dari minyak.

----------
Sent from my Nokia phone

Jumlah Perpustakaan Masih Kurang

Repot juga kalo punya hobi membaca (buku), di hari libur seperti ini sebenarnya paling enak mengisi waktu dengan membaca buku.

Setiap kali saya membutuhkan bahan bacaan untuk mengisi waktu libur seperti ini mau ga mau harus merogoh kocek untuk membeli buku.

Tampaknya ketersediaan perpustakaan memang sangat dibutuhkan. Jumlah perpustakaan saat ini sangat kurang.

Tidak perlu bicara tentang kurangnya perpustakaan di daerah, di ibukota Jakarta saja untuk mencari perpustakaan umum sangat sulit.

Di masa sekolah dulu, saya harus ke perpustakaan British Council atau ke LIPI untuk mencari buku yang ingin dibaca. Seiring waktu, tentu saya sudah tidak banyak waktu untuk mengunjungi perpustakaan yang berada di kawasan pusat kota tersebut.

Kini saya hanya berharap semoga suatu saat, mencari lokasi perpustakaan bisa sama mudahnya seperti mencari mall yang terdekat di lokasi tempat tinggal kita.

----------
Sent from my Nokia phone

Sabtu, 19 Maret 2011

Keras Tapi Tetap Berkelas

Cuaca malam yang gerimis ini sambil menyaksikan siaran langsung liga Inggris antara Tottenham melawan West Ham benar-benar nikmat.

Pertandingan yang cukup alot, keras dan dengan permainan cepat yang menarik dengan gaya dan teknik sepakbola Inggris.

Uniknya, permainan 'keras' yang diperagakan kedua kesebelasan tetap tidak 'menghilangkan' teknik dan gaya sepakbola yang menarik.

Coba bandingkan dengan pertandingan liga sepakbola di tanah air, permainan keras selalu diwarnai pelanggaran hingga jangan heran bila tiap beberapa menit pasti terdengar peluit pelanggaran.

Bukan bermaksud mengecilkan produk dalam negeri seperti LSI dan LPI, tapi kenyataannya memang kualitas liga kita masih perlu pembenahan.

Bila di negara maju sepakbola sudah menjadi industri dan bisnis yang menjanjikan, di Indonesia sepakbola baru hanya sekedar prestis daerah, individu dan perusahaan pemilik klub hingga belum terlalu memperhatikan 'kualitas'.
Yang lebih parah bila sepakbola hanya dijadikan alat politik.

----------
Sent from my Nokia phone

Kamis, 17 Maret 2011

Dia Yang Maha Berkehendak

Mengikuti berita bencana gempa dengan diiringi tsunami di Jepang semestinya semakin membuat kita berfikir, tiada guna kesombongan, kehebatan, dan kekayaan yang kita miliki. Begitu bencana datang, dalam sekejap semua yang kita milikipun musnah.


Jepang, salah satu negara maju dan kaya di dunia inipun tidak luput dari bencana. Kecanggihan teknologi tidak dapat menghadang bencana dahsyat yang datang dengan tiba-tiba. Selain bencana tsunami kini Jepang juga didera dengan bencana radiasi nuklir akibat meledaknya salah satu pembangkit listrik tenaga nuklirnya.


Saat Allah SWT berkehendak, tidak ada satu kekuatanpun di alam semesta ini yang mampu mencegahnya. Sehebat dan sebesar apapun suatu bangsa tetap akan hancur bila Dia telah berkehendak.

Bila dulu Jepang banyak menyalurkan bantuannya ke negeri-negeri berkembang seperti Indonesia, kini Jepang sungguh sangat membutuhkan bantuan dunia bahkan Indonesia pun mengirimkan bantuan baik tenaga SAR, Medis maupun bantuan dana ke Jepang.

"Let's pray for Japan.... Let's pray for ourself..."

Rabu, 16 Maret 2011

Butuh Pencerahan

Sepertinya mau kembali seperti dulu lagi, rasanya ada aja ide untuk menuangkan sesuatu ke dalam baris-baris kode pemrograman. Sekarang ini justru sekarang ini malah jadi malas.

Lagi ada niatan mo bikin aplikasi ringan untuk dipake kerja sehari-hari dikantor tapi ide mentok. Sekarang lagi ada keinginan untuk membuat webblog berbasis Django Python tapi begitu di depan kompi semangat langsung kendor.

Padahal konsep udah di kepala.....

Senin, 14 Maret 2011

Django, Saya Masih Butuh Waktu Lagi

Untuk membuat Django blog (website Django) secara programming sebenarnya mudah tapi sepertinya saya masih membutuhkan waktu lagi terutama untuk memahami konsep pengaturan 'url-nya' di urls.py.

Konsep templating dan konsep query-nya sudah saya buat tapi karena mentok di 'urls.py' yang sampai saat ini masih gagal terus. Apakah mungkin ini karena saya menggunakan Django di AppEngine ? jadi url tidak hanya disetting di urls.py tapi juga di app.yaml ? Ini belum saya coba.

Hari ini akan saya coba lagi, mungkin saya akan coba menambahkan baris url di 'app.yaml' sesuai dengan baris yang ada di 'urls.py', mudah-mudahan berhasil.

Minggu, 13 Maret 2011

Kompetisi Antar Kampung

Lagi nonton ajang Liga Primer Indonesia, pertandingan antara Semarang United FC dan Real Mataram.

Permainan 'keras' saya lebih suka menyebutnya kasar, permainan kedua kesebelasan tidak menunjukan tehnik indah karena lebih banyak menunjukan permainan keras.

Hmmm, seperti menyaksikan pertandingan antar kampung karena setiap beberapa menit selalu ada peluit pelanggaran.

Ini 'PR' buat kedua kesebelasan juga buat penyelenggara LPI untuk mewujudkan mutu permainan yang 'berkelas' dan fair play seperti yang didengungkan LPI di awal terbentuknya kompetisi ini.

----------
Sent from my Nokia phone

E-Mail Blogging Dengan Drupal ?

Beberapa hari terakhir saya merasa lumayan 'bete' juga karena ada masalah dengan 'display' monitor PC saya.

'Kebiasaan' ngeblog di rumah menjadi sedikit terganggu. Memang sih, untuk ngeblog di blogspot masih bisa saya lakukan lewat email di ponsel.

Tapi yang jadi masalah adalah saat 'kepengenan' untuk ngeblog di blog pribadi saya yang kebetulan berbasis Drupal, ada ga ya modul Drupal untuk email blogging ?

Sampai saat ini saya masih cari-cari modul tersebut di website resmi Drupal, walaupun ada tampaknya modul itu udah lama ga didevelop alias modul lawas.

----------
Sent from my Nokia phone

Selasa, 08 Maret 2011

Politik Adu Domba Ala 'Kumpeni'

Memperhatikan perkembangan informasi mengenai PSSI tambah lama bukan bertambah lebih baik justru kelihatan semakin kusut.

Meskipun ada angin segar dengan adanya pernyataan FIFA mengenai 'aturan main' pemilihan calon ketua umum federasi sepakbola harus sejalan dengan Statuta FIFA, antara lain menyatakan yang menjadi ketua federasi sepakbola tidak boleh pernah terbukti bersalah atas kasus hukum.

Dalam kisruh PSSI saat ini tampak sekali ada politik adu domba ditandai dengan munculnya 'komisi-komisi' dan 'komite-komite' bentukan dua kubu yang berseberangan.

Intrik ini mirip dengan 'aksi-aksi' ala politik yang mulai berusaha membagi PSSI menjadi dua kubu yang masing-masing pasti akan melakukan apapun untuk 'menyerang' satu sama lain.

Mudah-mudahan masyarakat 'pecinta bola' tidak terpengaruh dengan aksi-aksi 'politik' ini hingga melupakan tujuan utama dari reformasi PSSI, yaitu prestasi dan sportifitas juga profesionalisme dunia sepakbola Indonesia.

Minggu, 06 Maret 2011

Islam KTP

Siapa sih yang tidak kenal dengan 'si Tebe', 'bang Ali' atau 'Madid Musyawaroh' ? Nama-nama ini adalah tokoh-tokoh dalam cerita sinetron 'Islami' yang berjudul 'Islam KTP' yang ditayangkan hampir setiap hari di salah satu stasiun TV swasta.

Meskipun 'lebay' hampir tidak berbeda dengan sinetron lainnya, alur cerita dan penokohan film ini sebenarnya cukup jelas menggambarkan sikap dan sifat manusia saat ini.

Tokoh 'Madid' misalnya, yang menggambarkan sifat manusia yang munafik (dalam pengertian Islam), sombong dan 'riya'. Saat ini masih banyak orang yang 'berilmu' tapi berbanding terbalik dengan sifat dan tingkah lakunya, sombong, dan 'riya'.

Mereka bersedekah hanya untuk pamer dan mengharapkan pujian serta sombong. Mereka 'berilmu' tapi tetap melakukan perbuatan yang dilarang agama. Mereka 'memberi' tapi pongah dan melecehkan 'si penerima' pemberian.

Mungkin inilah yang dimaksud 'ISLAM KTP', mungkin saya sendiri masih 'ISLAM KTP, bagaimana dengan Anda? ' mari kita tafakur.
----------
Sent from my Nokia phone

Selasa, 01 Maret 2011

Semakin Kacau Semakin Banyak 'Rejeki'

Waaahh..... judulnya ! apa bisa seperti itu ? Jaman sekarang prinsip seperti judul di atas sepertinya sudah biasa. Lihat Amerika dan sekutunya, saat suatu negeri sedang kacau bahkan perang bagi 'polisi dunia' ini merupakan sumber uang yang berlimpah, mulai dari penjualan senjata, penyediaan tentara bayaran (keamanan swasta) hingga mengacak-acak kehidupan politik negeri tersebut untuk kepentingannya yang juga gak jauh dari ekonomi.

Gak usah jauh-jauh, di negeri kita Indonesia yang 'damai' ini juga banyak praktek seperti diatas dimana ada pihak-pihak tertentu yang berusaha membuat kacau suatu keadaan agar mereka dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk kepentingannya dan kepentingannya juga gak jauh berbeda dengan yang di atas yaitu uang.

Saat kondisi kacau bisnis 'pengerahan massa' tumbuh subur, bisnis jasa 'keamanan' bergeliat bila kondisi ini terjadi maka premanisme juga tumbuh subur dan marak bahkan harga nyawa manusia menjadi 'murah' karena semuanya uang yang berbicara.

Waah ngeri, jadi ingat dengan peristiwa demo PSSI yang pernah di beritakan oleh POS KOTA di mana ada anggota demonstran dari kubu pro PSSI yang mengaku dibayar untuk berdemo seharga Rp. 60.000 perorang.

Bila itu benar, maka kondisi PSSI yang kacau berarti juga sudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menjual jasa 'pengerahan massa'. Seorang kenalan saya pernah bercerita, saat-saat kampanye Pemilu merupakan saat untuk meraup rejeki karena ada saja pihak mengajak dia untuk berkampanye dengan bayaran kaos partai dan uang berkisar Rp. 50.000 untuk sekali kampanye.

Salah seorang rekan saya lainnya yang dulu 'katanya' pernah menjadi aktivis mahasiswa juga tidak menampik bahwa di lingkungan kampus juga berlaku bisnis 'pengerahan massa' dengan bahasa halusnya 'ada pihak-pihak tertentu yang menjadi penyandang dana' dalam aksi-aksi pengerahan massa mahasiswa (saat marak tumbuhnya forum-forum dan aliansi-aliansi aksi mahasiswa) dan biasanya yang paling banyak mengambil untung adalah para kordinator lapangannya, dimana setiap ramai 'isu-isu' politik atau isu sosial yang berkembang di masyarakat kadang ada pihak-pihak tertentu yang berasal entah dari LSM, Ormas bahkan katanya tokoh-tokoh tertentu juga kadang mendatangi 'korlap-korlap' di kampus untuk 'urusan' ini.

Hmmm... Itu kata rekan saya lo, entah itu benar atau tidak... tapi saya berharap semua aksi mahasiswa adalah murni datang dari hati nurani mereka bukan karena ada penyandang dananya.

Tapi kecendrungan akan adanya usaha pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kondisi yang sedang 'kacau' (baca: sulit) sepertinya memang sulit dibantah. Apalagi disaat semakin banyaknya pengangguran dan kondisi ekonomi masyarakat kecil yang sulit saat ini, profesi sebagai 'demonstran' atau 'massa' bayaran sangat sulit ditolak seperti halnya bisnis tentara bayaran di Amerika yang di pelopori oleh 'milisi-milisi resmi' yang tumbuh subur di negeri tersebut.

Minggu, 27 Februari 2011

Bukannya Tidak Butuh Tapi....

Beberapa kali salah seorang rekan di salah satu situs jejaring sosial memberikan tipsnya tentang bloging dan dari hasil Googling juga banyak menyajikan tips tentang blogging.

Ada satu tips yang sedikit membuat saya berfikir, salah satunya adalah yang menyatakan bahwa tukar menukar backling dan link akan meningkatkan pagerank kita di search engine, salah satu cara untuk tukar menukar dengan 'berkenalan' dengan sesama blogger yang diawali dengan memberikan komentar di blog orang lain (dengan mengharapkan orang tersebut mampir juga ke blog kita)

Hmmm.... seperti itukah ? Saya bukan anti sosial dan saya juga bukan orang sombong tapi terus terang saya bukan jenis orang yang suka berbasa-basi terlalu banyak dan tidak suka obrolan yang ngalor-ngidul, meskipun kadang dalam ajang komentar di suatu blog kadang mengandung diskusi tentang suatu topik terkait dengan topik tulisan di blog tersebut.

Saya lebih cenderung memilih milis dari pada ajang komentar blog (apalagi situs jejaring sosial) untuk mendiskusikan suatu yang saya anggap menarik karena biasanyaa milis lebih fokus saat kita mendiskusikan suatu 'threat' dan lebih bebas (dan puas karena menggunakan medium email) tapi saya tetap menghargai pengunjung yang memberikan komentar dan sarannya mengenai tulisan saya tersebut.

Memang sih kadang ada keinginan 'kapan ya blog saya penuh dengan komentar dari pengunjung?' meskipun sebenarnya fokus saya bukan disitu saat saya membuat tulisan. Saya hanya ingin menuangkan fikiran, gagasan dan pengetahuan saya aja, untuk urusan 'pagerank' biarlah itu urusan search engine yang urus toh bila ada tulisan saya yang terindex dan dibutuhkan oleh orang lain (sesuai keywords mereka) dan sekiranya bermanfaat toh tetap akan dikunjungi (syukur-syukur si pengunjung mau menampilkan backlink blog saya di blognya apalagi bila materi blog saya digunakan)

Rabu, 23 Februari 2011

Mati Karena Mati Lampu

Judul ini ga terdengar sadis khan? Tulisan ini bukan bercerita tentang pembunuhan tapi hanya sedikit lompatan hati karena kekesalan hati akibat mati lampu.

Meskipun begitu mati lampu sebenarnya juga bisa menyebabkan seseorang kehilangan nyawa bahkan bisnis juga bisa mati karena mati lampu.

Mati lampu merupakan kenyataan yang harus dihadapi masyarakat. Salah seorang rekan di daerah harus rela bekerja hanya 3 sampai 4 jam sehari karena mati lampu karena dia bekerja di sebuah perusahaan kecil yang belum mampu membeli genset.

Inilah kenyataan, tarif listrik naik terus dan mati lampu jalan terus.

----------
Sent from my Nokia phone

Selasa, 22 Februari 2011

Bahaya Video Games, TV dan Bioskop

Yahoo News memberitakan bahwa parlemen negara bagian Chihuahua Mexico memerintahkan pelarangan sebuah video game besutan UbiSoft yang bertajuk 'Call of Juarez' yang dianggap semakin memperparah kondisi tindak kekerasan di Mexico yang saat ini sedang melanda negeri ini.

Saat ini saja di wilayah Ciudad Juarez sepanjang tahun 2009 dan 2010 hampir 6000 orang tewas akibat tindak kekerasan perang antar geng hingga menjadikan kota ini menjadi kota dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.

Pelarangan ini memang cukup beralasan karena video game semacam ini dapat mempengaruhi pola pikir penggunanya terutama anak-anak terkait kekerasan. Di Indoneia sendiri hampir tidak ada pengawasan penggunaan video game terutama di kalangan anak-anak.

Beberapa tahun yang lalu terjadi insiden kematian anak-anak akibat ditembak dengan pistol angin mainan oleh temannya sendiri akibat terlalu sering menonton televisi. Pernah juga terjadi insiden beberapa anak yang harus dirawat di rumah sakit karena bergulat dengan temannya ala 'Smack Down' salah satu acara televisi yang sarat dengan kekerasan.

Video game dan televisi memang banyak mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan masyarakat, coba tengok saat marak aksi pembawa acara bergaya 'banci' hingga dikhawatirkan dianggap sebagai gaya hidup 'banci' dijadikan trend masa kini oleh generasi muda dan dapat menjadi pencetus gaya hidup 'homo seksual'.

Selain TV dan video game, tayangan film bioskop juga mempunyai andil dalam mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Bila bicara film bioskop jadi teringat di era tahun 90-an dan awal tahun 2000-an saat marak film-film nasional yang berbau pornografi yang banyak dikecam karena lebih mengedepankan aspek komersil dari pada mutu film itu sendiri.

Saat ini, katanya merupakan era kebangkitan film nasional dengan semakin banyaknya produksi film-film nasional yang dipelopori oleh film 'Ada Apa dengan Cinta' (AADC) hingga memancing keluarnya film-film nasional bertemakan cinta dan remaja.

Secara pribadi, saat ini saya sangat mengkhawatirkan semakin banyaknya film-film bertema horor yang mulai berbau erotisme dan pornografi contohnya 'Arwah Goyang Karawang', 'Jeritan Kuntilanak', 'Air Terjun Pengantin' dan lain-lain.... Akankah perfilman nasional akan kembali ke era 90-an, yang banyak mengeluarkan film-film dewasa 'murahan' yang hanya mengedepankan aspek komersil dibanding mutu dan 'pendidikan' masyarakat ?

Mari kita mulai menyaring sajian hiburang buat keluarga kita, agar tidak menyesal sebelum terlambat.

Sabtu, 19 Februari 2011

Lucu-lucuan di TV One

Malam ini menyaksikan acara dialog di TV swasta TV One, yang malam ini mengangkat tema Ahmadiyah. Pembicaranya antara lain wakil dari MUI, juru bicara Ahmadiyah dan wakil dari Komnas HAM. Sebagai 'orang awam' saya sendiri bisa menilai betapa bohongnya Ahmadiyah ini.

Setiap kali dijelaskan bahwa Ahmadiyah telah merusak kitab suci Al-quran, setiap kali pula mereka menyatakan bahwa kitab suci mereka bukanlah Tazkirah tapi tetap Al-quran. Padahal distu mereka sendiri menyatakan bahwa Tazkirah ini bukanlah kitab suci tapi kenapa di kitab itu tercantum judul 'Wahyu Suci' ? sedangkan dalam Islam, kitab suci adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah, jadi bagaimana bisa mereka berkilah bila Tazkirah ini bukan kitab suci ?

Dalam salah satu argumennya mereka menyatakan bahwa Tazkirah berisi kumpulan 'Ilham' yang diterima Ghulam Ahmad dari Allah, ini juga membingungkan karena mereka berusaha menyembunyikan keyakinan mereka bahwa Ghulam Ahmad menerima wahyu dengan kata 'Ilham'.

Dalam salah satu argumennya juga si Jubir ini juga menyatakan bahwa wahyu yang diterima oleh Ghulam Ahmad sama seperti 'Wahyu' yang diterima oleh sahabat-sahabat Rasulullah SAW sepeninggal wafatnya. Saat si Jubir menyatakan itu saya melihat wakil MUI terlihat tersenyum dan meluruskan argumen Jubir Ahmadiyah ini bahwa Wahyu terputus setelah Rasulullah wafat (ini juga dinyatakan oleh sahabat Rasulullah) jadi tidak pernah ada wahyu yang diturunkan kepada para sahabat Rasulullah SAW.

Bahkan dalam salah satu pernyataanya mereka berani menganggap fatwa MUI itu sebuah kesalahan karena dikeluarkan tanpa didahului dialog dengan mereka, mungkin Jubir ini mengalami amnesia karena siapapun yang mengikuti berita tentang Ahmadiyah mengetahui bahwa dialog sudah dilakukan oleh umat Islam dalam hal ini ulama mulai dari tingkat nasional (hasilnya adalah keluar aturan main berupa SKB yang sudah dilanggar Ahmadiyah) sampai tingkat wilayah terkecil (tapi tetap tidak berhasil, hingga terjadi peristiwa di Cikeusik - disinyalir didalangi oknum tertentu), dan dialog ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun.

Dari sini sudah jelas bahwa klaim Ahmadiyah yang menyatakan bahwa mereka masih berpegang teguh pada Al-quran dan Hadist merupakan kebohongan besar karena dari argumen mereka ini terlihat jelas bila ilmu mereka tentang Al-quran dan Hadist sangat rendah.

Menurut saya pribadi, dari semua argumen dan penjelasan mereka tentang keislaman dan Tazkirah jelas-jelas merupakan kebohongan dan dari semua penjelasan mereka di acara dialog TV ini seperti dagelan (yang tak berisi) yang bila didengar oleh orang yang 'kurang baca' bisa tergelincir dan terperangkap masuk dalam keyakinan mereka.

Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT dari kehancuran dan tergelincir dalam kesesatan, amiiien.

Sabtu, 12 Februari 2011

Lagi Ngomongin Mesir

Pasca lengsernya Presiden Mesir - Hosni Mubarak, gema kegembiraan dan euforia-nya ternyata tidak hanya terjadi di Mesir tapi juga terjadi di negara-negara Timur Tengah (mungkin juga di Indonesia). Di Indonesia sendiri kebanyakan orang menyamai peristiwa lengsernya Mubarak dengan peristiwa lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan.

Kalo dipikir-pikir, si Mubarak ini kalah 'jantan' dan 'gentle' dibanding Pak Harto. Kenapa begitu ? ya iyalah... Bila Mubarak mundur tanpa permisi alias tanpa pidato dihadapan rakyat Mesir tapi Pak Harto dengan gagah mengumumkan kepada rakyat Indonesia mengenai pengundurandirinya (lewat siaran TV).

Kalo dilihat dari posisi strategis Mesir di Timur Tengah, saya yakin penggantinya Mubarak pasti gak jauh-jauh dari pilihannya Israel dan Amrik...

Bagaimana dengan Indonesia ?

Pasca lengsernya presiden Soeharto yang disebut era reformasi, perubahan yang mencolok adalah 'keterbukaan' dan 'kebebasan' meskipun pada prakteknya masih tetap sama, tingkat korupsi masih tinggi (bertambah tinggi ?) dan akibat semangat kebebasan rasa malu semakin menipis dan dekadensi moral menjadi lebih parah dibanding era Orba.

Lebih hebat lagi, akibat semangat keterbukaan saat ini koruptor mudah dikenali karena biasanya setelah ditangkap wajah mereka akan nongol di TV dan media cetak tapi mereka masih saja tidak bisa dihukum dan masih bisa lolos dari hukuman meskipun banyak bukti kuat yang menunjukan kejahatan mereka (bahkan ada yang tidak terjamah oleh hukum sama sekali).

Begitulah Indonesia di era reformasi, nah bagaimana nanti dengan nasib Mesir di pemerintahan yang baru ?

Kamis, 27 Januari 2011

Jeblok Ya Jeblok Aja.....

Saya rasa wajar bila sebagian besar masyarakat yang merasa 'keki' atas rencana kenaikan gaji presiden dan sekitar 8000 pejabat negara yang saat ini sedang diusung oleh pemerintah.

Bagaimana tidak, masyarakat kecil terutama yang bekerja di sektor publik seperti petugas kebersihan, petugas parkir hingga guru yang berada dibawah suku dinas departemen belum mendapatkan penghasilan yang memadai bahkan gaji 'pahlawan tanpa tanda jasa' (guru) sangat jauh dari mencukupi kehidupan mereka ditambah status mereka yang kebanyakan sudah mengajar selama puluhan tahun masih berstatus guru honorer.

''Kan sudah dapat Rp 62 juta, memangnya nggak cukup uang segitu,'' kata Masykur (50 tahun) seorang guru honorer di sebuah SMA negeri di Jakarta kepada Republika, Rabu (26/1) saat sedang menyinggung gaji yang diterima seorang kepala negara Republika Indonesia tiap bulannya yang besarnya 38 kali gaji yang dia terima.

Masykur sudah mengabdi sejak tahun 1987 dan tak kunjung diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Di Indonesia, tak hanya balita gizi buruk saja yang masih marak. Jumlah orang seperti Mansyur, pegawai honorer yang bergaji buruk, masih jutaan banyaknya.

Karir honorernya bermula di sebuah madrasah tsanawiyah di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ketika itu Masykur hanya memperoleh upah Rp 50 ribu per bulan. Kini, 23 tahun kemudian, gaji yang ia terima hanya Rp 1,6 juta. ''Itu pun ngajar di dua tempat,'' kata Masykur.

Masih dari Republika, Selamet Riyadi (46), penjaga sekolah SMAN 60 Jakarta Selatan, langsung memberi lampu hijau jika presiden dan para pejabat negara ini ingin naik gaji. ''Tapi saya jadikan PNS dulu,'' ucapnya. Lalu Selamet melanjutkan, kehidupan presiden saat ini sudah sangat berkecukupan dengan fasilitas mewah kelas satu. Karenanya tak pantas bicara gaji di tengah kehidupan rakyat masih susah.

Makruf (62), pengangkut sampah yang bekerja di bawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, juga hanya bisa berkomentar sinis mengenai rencana kenaikan gaji para pejabat negara. Ia menilai tak seharusnya gaji pejabat naik sebab pendapatan yang diterima sudah besar. Lagipula, pejabat negara juga mendapat fasilitas dan kenyamanan yang lebih dibanding rakyat biasa. ''Naikkan gaji saya dulu dan teman-teman, bukannya mereka yang duitnya sudah banyak?''

Suara-suara diatas didengar ga ya ? Meragukan.... karena anggota DPR sendiri hanya segelintir orang saja yang menolak keras rencana ini dan yang lainnya sepertinya 'menolak' tapi ogah-ogahan. Coba aja simak yang diungkapkan oleh ketua DPR Marzuki Ali saat diwawancara oleh Republika yang lebih cendrung setuju, kenapa begitu ? ya setuju donk, kalo presiden naik gaji beliau sudah dipastikan naik gaji juga.
'Pemerintah paling tahu, pantas dan patutnya. Tapi kalau dilihat waktu tujuh tahun (presiden dan pejabat belum naik gaji),sudah sangat pantas, apalagi dengan nilai inflasi saat ini. Bisa dilihat, kalau inflasi rata-rata lima persen (per tahun), penurunan nilai gaji pejabat berapa banyak?.'
'Menurut saya, kalau memang tujuh tahun (gaji presiden dan pejabat, Red) belum pernah naik, lalu kita mengharapkan tidak ada korupsi, itu tidak adil juga. Kalau seperti itu berarti harus dilihat kembali, apakah wajar tujuh tahun tidak naik? Di lain pihak kita menuntut bekerja baik dan tidak korupsi.'
'Saya tidak bisa menyatakan pantas atau tidak pantas (naik gaji). Kalau misalnya pantas, saya tidak tahu tolok ukurnya. Kalau kepantasan dan kepatutan yang jadi masalah, kadang orang dikaitkan dengan kemiskinan, itu kan repot dan sensitif sekali. Seharusnya ada tolok ukur yang jelas, kapan boleh naik gaji.'
'Kalau masyarakat mengatakan belum pantas naik, lalu kapan pantasnya? Jangan hanya bilang tidak pantas. Harus ada indikator untuk menentukan pantas atau patutnya. Jangan pokoke, harus rasional. Misalnya, kalau mampu menurunkan kemiskinan sekian persen, lalu layak naik gaji. Jangan tidak ada ukuran.'

Pak Marzuki menyatakan 'tidak adil' bila gaji Presiden dan para pejabat yang puluhan kali diatas UMR selama tujuh tahun tidak naik-naik tapi dituntut untuk tidak korupsi ? PARAH...

Apa menjamin bila dinaikan gaji korupsi akan berkurang ? sekarang gaji besar pejabat ditambah berbagai fasilitas saja masih korupsi ? Di Indonesia, korupsi dilingkungan pejabat sudah menjadi budaya warisan dari zaman pemerintahan sebelum 'era reformasi' saat ini. Tapi uniknya di zaman yang katanya 'era reformasi' dengan slogan 'Anti KKN' tapi nyatanya korupsi semakin marak dan terbuka, orang yang terjerat tuntutan korupsi bisa tampak terlihat tenang-tenang saja (bahkan masih bisa jalan-jalan) karena hukum dapat dengan mudahnya 'dibeli'.

Mmmm..... Kira-kira kapan ya saya bisa naik gaji tanpa diiringi kenaikan sembako dan BBM yang melambung tinggi ? Karena 'jatuhnya' sama saja dengan ga naik gaji :)

Minggu, 16 Januari 2011

Sekarang Apalagi ?

Beberapa waktu terakhir ini isi berita di internet didominasi berita tentang korupsi dan Gayus. Untuk hari ini ?

Waallaah... Berita di internet hari ini kebanyakan bercerita tentang intrik politik parpol, mulai dari berita tentang parpol yang berusaha 'menggaet' tokoh-tokoh agama dan kyai untuk masuk partainya hingga berita tentang isu parpol besar yang berusaha 'menggolkan' aturan tentang perolehan suara minimal di parlemen dengan meningkatkan PT yang awalnya hanya 2.5 persen menjadi 4 persen (bahkan ada yang mengusulkan hingga di atas 5 persen) hingga parpol kecil akan semakin payah mempertahankan eksistensinya.

Apapun tujuan dan argumen parpol-parpol ini dalam intriknya muara tujuannya akan selalu sama, yaitu 'kepentingan' golongan mereka sendiri dalam hal ini kepentingan 'partai', kader dan kroni-kroninya yang tidak pernah bermanfaat banyak buat para pemilihnya. Parpol tidak lebih berperan sebagai 'agen' calon presiden dan menteri, lebih mementingkan 'kesejahteraan' kader mereka.
----------
Sent from my Nokia phone

Jumat, 14 Januari 2011

Wajib Atau Potong Gaji ?

Semalam ikut pengajian kantor, kegiatan ini sendiri sempat vakum selama beberapa lama karena yang hadir selalu sedikit. Tadi malam, dalam acara pembukaan pengajian yang baru... 'Big Boss' menyatakan bahwa pengajian yang rencananya dilakukan 2 minggu sekali ini wajib dihadiri oleh setiap karyawan (tanpa kecuali).

Beliau sendiri juga sudah menyatakan akan menilai sendiri kehadiran tiap-tiap karyawan yang hadir dalam pengajian ini. Karena sifatnya wajib maka karyawan yang jarang hadir apalagi yang tidak pernah menghadiri pengajian akan dikenakan sanksi langsung dari si Boss.

Sanksi-nya bisa berupa peringatan sampai penundaan kenaikan gaji/jabatan..... waaaaah, ini merupakan terobosan terbaru dari pengajian kantor yang pernah saya ikuti. Jadi ingat dulu waktu saya ikut pengajian sekolah juga mempunyai peraturan yang hampir sama dengan pengajian ini, bila tidak ikut pengajian maka nilai pelajaran 'Agama Islam' dijamin dapat pengurangan hehehe.

Mungkin sepertinya terlalu berlebihan tapi kita ambil nilai positifnya aja, yang pertama kita jadi rajin ngaji, yang kedua kita masih bisa bersyukur ada atasan yang peduli dengan urusan 'keimanan/akhirat' karyawannya dan yang paling penting, acara pengajian ini sekalian mendoakan semoga perusahaan semakin maju dan semoga semua karyawannya 'semakin' sejahtera... amiiien

Sabtu, 08 Januari 2011

Ada Unsur Politik Juga ?

Tadi sore menyaksikan pertandingan perdana Liga Primer Indonesia (LPI) lewat televisi, pertandingan perdana liga ini dibuka oleh kesebelasan Persema Malang dan Solo FC. Pertandingan dimenangkan oleh Persema dengan skor telak 5 -1.

Yang menarik dari pertandingan pembukaan ini adalah dengan hadirnya beberapa politisi antara lain Ketua Umum Partai Demokrat dan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dari pandangan awam saya, mungkinkah kehadiran LPI juga dimotivasi unsur politis ?

Kenapa saya bisa berfikir seperti itu ? Itu mungkin saja, sebab seperti yang kita ketahui saat ini PSSI sebagai satu-satunya induk olahraga sepakbola nasional secara organisasi 'dikuasai' oleh pengaruh Partai Golkar dengan Nurdin Halid sebagai ketua umumnya.

Nurdin Halid adalah salah satu kader Partai Golkar yang mempunyai pengaruh besar di Indonesia timur dan banyak kalangan menilai Nurdin adalah salah seorang 'tangan kanan' ketua umum Partai Golkar saat ini. Hingga saat hingar bingar kebangkitan sepakbola tanah air, Golkar lewat PSSI berusaha mengambil simpati dan mulai berusaha menunjukan 'image' lewat geliat kebangkitan persepakbolaan tanah air.

Sedangkan semua orang tahu bahwa LPI merupakan liga tandingan Liga Super Indonesia (LSI) yang berada dibawah pembinaan PSSI. Bahkan konsorsium penyelenggara yang dimotori oleh salah seorang pengusaha besar nasional 'dituduh' oleh PSSI telah melakukan 'kudeta' dengan berusaha membentuk PSSI tandingan serta melanggar UU tentang keolahragaan nasional.

Kehadiran LPI sendiri disambut antusias oleh masyarakat luas. Ini tidak heran mengingat saat ini PSSI dinilai oleh masyarakat sudah demikian 'rusak' dan gagal dalam menciptakan prestasi dan gagal melakukan pembinaan atlet-atlet sepakbola kita serta gagal meningkatkan kemajuan dunia persepakbolaan tanah air.

Dari euforia dan dukungan masyarakat kepada LPI inilah yang mungkin mendorong masuknya unsur-unsur politis dalam kehadiran LPI, jadi tidak heran bila acara pembukaan dan laga perdana LPI dihadiri beberapa tokoh partai politik yang mungkin memiliki 'kepentingan' yang berseberangan dengan Golkar. Bahkan pemerintah sendiri (yang 'kebetulan' saat ini dikuasai partai Demokrat) sudah memberikan dukungan kepada LPI dan unsur-unsur keamanan seperti kepolisian juga nampak 'tersirat' dukungannya menyambut kehadiran LPI.

Tulisan ini bukan bermaksud memberikan analisa politik tapi hanya sekedar mengeluarkan isi hati dan pendapat pribadi saya saja mengenai persepakbolaan ditanah air, mudah-mudahan harapan masyarakat akan kebangkitan prestasi sepakbola nasional dengan murni menjunjung sportifitas, 'Fair Play' dan tidak dicampuri 'urusan poltik' tidak (lagi-lagi) dikotori oleh ulah segelintir kelompok golongan untuk kepentingan politiknya. Bagaimana dengan pendapat Anda ?

Senin, 03 Januari 2011

Semangat Baru dan Rencana Baru

Hari ketiga ditahun 2011, hari ini merupakan hari pertama kita memulai rutinitas dan aktifitas, semangat baru, visi baru dan segudang target sudah menanti untuk diraih. Saya sendiri meskipun tidak ada target macam-macam tetap memiliki harapan yang lebih yang harus diraih ditahun ini.

Untuk urusan karir dan pekerjaan mungkin saya tidak memiliki target khusus. Tapi untuk urusan tulis menulis dan hal-hal yang berkaitan hobi saya (komputer dan computer programming) sepertinya saya mempunyai banyak harapan dan target yang akan saya wujudkan.

Salah satunya adalah membuat sebuah projek kecil-kecilan yang berkaitan dengan pemrograman web dengan bahasa pemrograman Python. Yang saya sebut 'Projek' disini sebenarnya bukan seperti projek Open Source seperti Wordpress, Drupal, Django dan lain-lain tapi lebih condong pada projek contoh saja karena dalam beberapa waktu terakhir ini saya sedang menulis tulisan yang berkaitan dengan pemrograman web dengan Python di salah satu weblog saya.

Yah, hitung-hitung mengembangkan kemampuan dan pengetahuan diri dalam menulis dan kemampuan pemrograman Python sambil membagi pengetahuan. Mudah-mudahan dapat berguna dan dapat lebih meningkatkan perkembangan Python di tanah air.