Kamis, 27 Januari 2011

Jeblok Ya Jeblok Aja.....

Saya rasa wajar bila sebagian besar masyarakat yang merasa 'keki' atas rencana kenaikan gaji presiden dan sekitar 8000 pejabat negara yang saat ini sedang diusung oleh pemerintah.

Bagaimana tidak, masyarakat kecil terutama yang bekerja di sektor publik seperti petugas kebersihan, petugas parkir hingga guru yang berada dibawah suku dinas departemen belum mendapatkan penghasilan yang memadai bahkan gaji 'pahlawan tanpa tanda jasa' (guru) sangat jauh dari mencukupi kehidupan mereka ditambah status mereka yang kebanyakan sudah mengajar selama puluhan tahun masih berstatus guru honorer.

''Kan sudah dapat Rp 62 juta, memangnya nggak cukup uang segitu,'' kata Masykur (50 tahun) seorang guru honorer di sebuah SMA negeri di Jakarta kepada Republika, Rabu (26/1) saat sedang menyinggung gaji yang diterima seorang kepala negara Republika Indonesia tiap bulannya yang besarnya 38 kali gaji yang dia terima.

Masykur sudah mengabdi sejak tahun 1987 dan tak kunjung diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Di Indonesia, tak hanya balita gizi buruk saja yang masih marak. Jumlah orang seperti Mansyur, pegawai honorer yang bergaji buruk, masih jutaan banyaknya.

Karir honorernya bermula di sebuah madrasah tsanawiyah di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ketika itu Masykur hanya memperoleh upah Rp 50 ribu per bulan. Kini, 23 tahun kemudian, gaji yang ia terima hanya Rp 1,6 juta. ''Itu pun ngajar di dua tempat,'' kata Masykur.

Masih dari Republika, Selamet Riyadi (46), penjaga sekolah SMAN 60 Jakarta Selatan, langsung memberi lampu hijau jika presiden dan para pejabat negara ini ingin naik gaji. ''Tapi saya jadikan PNS dulu,'' ucapnya. Lalu Selamet melanjutkan, kehidupan presiden saat ini sudah sangat berkecukupan dengan fasilitas mewah kelas satu. Karenanya tak pantas bicara gaji di tengah kehidupan rakyat masih susah.

Makruf (62), pengangkut sampah yang bekerja di bawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, juga hanya bisa berkomentar sinis mengenai rencana kenaikan gaji para pejabat negara. Ia menilai tak seharusnya gaji pejabat naik sebab pendapatan yang diterima sudah besar. Lagipula, pejabat negara juga mendapat fasilitas dan kenyamanan yang lebih dibanding rakyat biasa. ''Naikkan gaji saya dulu dan teman-teman, bukannya mereka yang duitnya sudah banyak?''

Suara-suara diatas didengar ga ya ? Meragukan.... karena anggota DPR sendiri hanya segelintir orang saja yang menolak keras rencana ini dan yang lainnya sepertinya 'menolak' tapi ogah-ogahan. Coba aja simak yang diungkapkan oleh ketua DPR Marzuki Ali saat diwawancara oleh Republika yang lebih cendrung setuju, kenapa begitu ? ya setuju donk, kalo presiden naik gaji beliau sudah dipastikan naik gaji juga.
'Pemerintah paling tahu, pantas dan patutnya. Tapi kalau dilihat waktu tujuh tahun (presiden dan pejabat belum naik gaji),sudah sangat pantas, apalagi dengan nilai inflasi saat ini. Bisa dilihat, kalau inflasi rata-rata lima persen (per tahun), penurunan nilai gaji pejabat berapa banyak?.'
'Menurut saya, kalau memang tujuh tahun (gaji presiden dan pejabat, Red) belum pernah naik, lalu kita mengharapkan tidak ada korupsi, itu tidak adil juga. Kalau seperti itu berarti harus dilihat kembali, apakah wajar tujuh tahun tidak naik? Di lain pihak kita menuntut bekerja baik dan tidak korupsi.'
'Saya tidak bisa menyatakan pantas atau tidak pantas (naik gaji). Kalau misalnya pantas, saya tidak tahu tolok ukurnya. Kalau kepantasan dan kepatutan yang jadi masalah, kadang orang dikaitkan dengan kemiskinan, itu kan repot dan sensitif sekali. Seharusnya ada tolok ukur yang jelas, kapan boleh naik gaji.'
'Kalau masyarakat mengatakan belum pantas naik, lalu kapan pantasnya? Jangan hanya bilang tidak pantas. Harus ada indikator untuk menentukan pantas atau patutnya. Jangan pokoke, harus rasional. Misalnya, kalau mampu menurunkan kemiskinan sekian persen, lalu layak naik gaji. Jangan tidak ada ukuran.'

Pak Marzuki menyatakan 'tidak adil' bila gaji Presiden dan para pejabat yang puluhan kali diatas UMR selama tujuh tahun tidak naik-naik tapi dituntut untuk tidak korupsi ? PARAH...

Apa menjamin bila dinaikan gaji korupsi akan berkurang ? sekarang gaji besar pejabat ditambah berbagai fasilitas saja masih korupsi ? Di Indonesia, korupsi dilingkungan pejabat sudah menjadi budaya warisan dari zaman pemerintahan sebelum 'era reformasi' saat ini. Tapi uniknya di zaman yang katanya 'era reformasi' dengan slogan 'Anti KKN' tapi nyatanya korupsi semakin marak dan terbuka, orang yang terjerat tuntutan korupsi bisa tampak terlihat tenang-tenang saja (bahkan masih bisa jalan-jalan) karena hukum dapat dengan mudahnya 'dibeli'.

Mmmm..... Kira-kira kapan ya saya bisa naik gaji tanpa diiringi kenaikan sembako dan BBM yang melambung tinggi ? Karena 'jatuhnya' sama saja dengan ga naik gaji :)

Minggu, 16 Januari 2011

Sekarang Apalagi ?

Beberapa waktu terakhir ini isi berita di internet didominasi berita tentang korupsi dan Gayus. Untuk hari ini ?

Waallaah... Berita di internet hari ini kebanyakan bercerita tentang intrik politik parpol, mulai dari berita tentang parpol yang berusaha 'menggaet' tokoh-tokoh agama dan kyai untuk masuk partainya hingga berita tentang isu parpol besar yang berusaha 'menggolkan' aturan tentang perolehan suara minimal di parlemen dengan meningkatkan PT yang awalnya hanya 2.5 persen menjadi 4 persen (bahkan ada yang mengusulkan hingga di atas 5 persen) hingga parpol kecil akan semakin payah mempertahankan eksistensinya.

Apapun tujuan dan argumen parpol-parpol ini dalam intriknya muara tujuannya akan selalu sama, yaitu 'kepentingan' golongan mereka sendiri dalam hal ini kepentingan 'partai', kader dan kroni-kroninya yang tidak pernah bermanfaat banyak buat para pemilihnya. Parpol tidak lebih berperan sebagai 'agen' calon presiden dan menteri, lebih mementingkan 'kesejahteraan' kader mereka.
----------
Sent from my Nokia phone

Jumat, 14 Januari 2011

Wajib Atau Potong Gaji ?

Semalam ikut pengajian kantor, kegiatan ini sendiri sempat vakum selama beberapa lama karena yang hadir selalu sedikit. Tadi malam, dalam acara pembukaan pengajian yang baru... 'Big Boss' menyatakan bahwa pengajian yang rencananya dilakukan 2 minggu sekali ini wajib dihadiri oleh setiap karyawan (tanpa kecuali).

Beliau sendiri juga sudah menyatakan akan menilai sendiri kehadiran tiap-tiap karyawan yang hadir dalam pengajian ini. Karena sifatnya wajib maka karyawan yang jarang hadir apalagi yang tidak pernah menghadiri pengajian akan dikenakan sanksi langsung dari si Boss.

Sanksi-nya bisa berupa peringatan sampai penundaan kenaikan gaji/jabatan..... waaaaah, ini merupakan terobosan terbaru dari pengajian kantor yang pernah saya ikuti. Jadi ingat dulu waktu saya ikut pengajian sekolah juga mempunyai peraturan yang hampir sama dengan pengajian ini, bila tidak ikut pengajian maka nilai pelajaran 'Agama Islam' dijamin dapat pengurangan hehehe.

Mungkin sepertinya terlalu berlebihan tapi kita ambil nilai positifnya aja, yang pertama kita jadi rajin ngaji, yang kedua kita masih bisa bersyukur ada atasan yang peduli dengan urusan 'keimanan/akhirat' karyawannya dan yang paling penting, acara pengajian ini sekalian mendoakan semoga perusahaan semakin maju dan semoga semua karyawannya 'semakin' sejahtera... amiiien

Sabtu, 08 Januari 2011

Ada Unsur Politik Juga ?

Tadi sore menyaksikan pertandingan perdana Liga Primer Indonesia (LPI) lewat televisi, pertandingan perdana liga ini dibuka oleh kesebelasan Persema Malang dan Solo FC. Pertandingan dimenangkan oleh Persema dengan skor telak 5 -1.

Yang menarik dari pertandingan pembukaan ini adalah dengan hadirnya beberapa politisi antara lain Ketua Umum Partai Demokrat dan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dari pandangan awam saya, mungkinkah kehadiran LPI juga dimotivasi unsur politis ?

Kenapa saya bisa berfikir seperti itu ? Itu mungkin saja, sebab seperti yang kita ketahui saat ini PSSI sebagai satu-satunya induk olahraga sepakbola nasional secara organisasi 'dikuasai' oleh pengaruh Partai Golkar dengan Nurdin Halid sebagai ketua umumnya.

Nurdin Halid adalah salah satu kader Partai Golkar yang mempunyai pengaruh besar di Indonesia timur dan banyak kalangan menilai Nurdin adalah salah seorang 'tangan kanan' ketua umum Partai Golkar saat ini. Hingga saat hingar bingar kebangkitan sepakbola tanah air, Golkar lewat PSSI berusaha mengambil simpati dan mulai berusaha menunjukan 'image' lewat geliat kebangkitan persepakbolaan tanah air.

Sedangkan semua orang tahu bahwa LPI merupakan liga tandingan Liga Super Indonesia (LSI) yang berada dibawah pembinaan PSSI. Bahkan konsorsium penyelenggara yang dimotori oleh salah seorang pengusaha besar nasional 'dituduh' oleh PSSI telah melakukan 'kudeta' dengan berusaha membentuk PSSI tandingan serta melanggar UU tentang keolahragaan nasional.

Kehadiran LPI sendiri disambut antusias oleh masyarakat luas. Ini tidak heran mengingat saat ini PSSI dinilai oleh masyarakat sudah demikian 'rusak' dan gagal dalam menciptakan prestasi dan gagal melakukan pembinaan atlet-atlet sepakbola kita serta gagal meningkatkan kemajuan dunia persepakbolaan tanah air.

Dari euforia dan dukungan masyarakat kepada LPI inilah yang mungkin mendorong masuknya unsur-unsur politis dalam kehadiran LPI, jadi tidak heran bila acara pembukaan dan laga perdana LPI dihadiri beberapa tokoh partai politik yang mungkin memiliki 'kepentingan' yang berseberangan dengan Golkar. Bahkan pemerintah sendiri (yang 'kebetulan' saat ini dikuasai partai Demokrat) sudah memberikan dukungan kepada LPI dan unsur-unsur keamanan seperti kepolisian juga nampak 'tersirat' dukungannya menyambut kehadiran LPI.

Tulisan ini bukan bermaksud memberikan analisa politik tapi hanya sekedar mengeluarkan isi hati dan pendapat pribadi saya saja mengenai persepakbolaan ditanah air, mudah-mudahan harapan masyarakat akan kebangkitan prestasi sepakbola nasional dengan murni menjunjung sportifitas, 'Fair Play' dan tidak dicampuri 'urusan poltik' tidak (lagi-lagi) dikotori oleh ulah segelintir kelompok golongan untuk kepentingan politiknya. Bagaimana dengan pendapat Anda ?

Senin, 03 Januari 2011

Semangat Baru dan Rencana Baru

Hari ketiga ditahun 2011, hari ini merupakan hari pertama kita memulai rutinitas dan aktifitas, semangat baru, visi baru dan segudang target sudah menanti untuk diraih. Saya sendiri meskipun tidak ada target macam-macam tetap memiliki harapan yang lebih yang harus diraih ditahun ini.

Untuk urusan karir dan pekerjaan mungkin saya tidak memiliki target khusus. Tapi untuk urusan tulis menulis dan hal-hal yang berkaitan hobi saya (komputer dan computer programming) sepertinya saya mempunyai banyak harapan dan target yang akan saya wujudkan.

Salah satunya adalah membuat sebuah projek kecil-kecilan yang berkaitan dengan pemrograman web dengan bahasa pemrograman Python. Yang saya sebut 'Projek' disini sebenarnya bukan seperti projek Open Source seperti Wordpress, Drupal, Django dan lain-lain tapi lebih condong pada projek contoh saja karena dalam beberapa waktu terakhir ini saya sedang menulis tulisan yang berkaitan dengan pemrograman web dengan Python di salah satu weblog saya.

Yah, hitung-hitung mengembangkan kemampuan dan pengetahuan diri dalam menulis dan kemampuan pemrograman Python sambil membagi pengetahuan. Mudah-mudahan dapat berguna dan dapat lebih meningkatkan perkembangan Python di tanah air.