Selasa, 22 Februari 2011

Bahaya Video Games, TV dan Bioskop

Yahoo News memberitakan bahwa parlemen negara bagian Chihuahua Mexico memerintahkan pelarangan sebuah video game besutan UbiSoft yang bertajuk 'Call of Juarez' yang dianggap semakin memperparah kondisi tindak kekerasan di Mexico yang saat ini sedang melanda negeri ini.

Saat ini saja di wilayah Ciudad Juarez sepanjang tahun 2009 dan 2010 hampir 6000 orang tewas akibat tindak kekerasan perang antar geng hingga menjadikan kota ini menjadi kota dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.

Pelarangan ini memang cukup beralasan karena video game semacam ini dapat mempengaruhi pola pikir penggunanya terutama anak-anak terkait kekerasan. Di Indoneia sendiri hampir tidak ada pengawasan penggunaan video game terutama di kalangan anak-anak.

Beberapa tahun yang lalu terjadi insiden kematian anak-anak akibat ditembak dengan pistol angin mainan oleh temannya sendiri akibat terlalu sering menonton televisi. Pernah juga terjadi insiden beberapa anak yang harus dirawat di rumah sakit karena bergulat dengan temannya ala 'Smack Down' salah satu acara televisi yang sarat dengan kekerasan.

Video game dan televisi memang banyak mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan masyarakat, coba tengok saat marak aksi pembawa acara bergaya 'banci' hingga dikhawatirkan dianggap sebagai gaya hidup 'banci' dijadikan trend masa kini oleh generasi muda dan dapat menjadi pencetus gaya hidup 'homo seksual'.

Selain TV dan video game, tayangan film bioskop juga mempunyai andil dalam mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Bila bicara film bioskop jadi teringat di era tahun 90-an dan awal tahun 2000-an saat marak film-film nasional yang berbau pornografi yang banyak dikecam karena lebih mengedepankan aspek komersil dari pada mutu film itu sendiri.

Saat ini, katanya merupakan era kebangkitan film nasional dengan semakin banyaknya produksi film-film nasional yang dipelopori oleh film 'Ada Apa dengan Cinta' (AADC) hingga memancing keluarnya film-film nasional bertemakan cinta dan remaja.

Secara pribadi, saat ini saya sangat mengkhawatirkan semakin banyaknya film-film bertema horor yang mulai berbau erotisme dan pornografi contohnya 'Arwah Goyang Karawang', 'Jeritan Kuntilanak', 'Air Terjun Pengantin' dan lain-lain.... Akankah perfilman nasional akan kembali ke era 90-an, yang banyak mengeluarkan film-film dewasa 'murahan' yang hanya mengedepankan aspek komersil dibanding mutu dan 'pendidikan' masyarakat ?

Mari kita mulai menyaring sajian hiburang buat keluarga kita, agar tidak menyesal sebelum terlambat.

Tidak ada komentar: